Jakarta - Musim hujan sudah mulai datang nih dan tanda-tandanya mulai terlihat, seperti di beberapa tempat sudah diguyur hujan. Bagi pengendara kendaraan, tak hanya genangan air di jalan yang jadi ancaman, guyuran air dari langit itu juga bisa bikin repot ketika mobil digunakan.
Mika Lampu
Mika lampu yang sudah kotor atau buram, sebaiknya diganti/dibersihkan. Mika buram disebabkan karena faktor usia, jamur atau goresan. Mika juga bisa kusam akibat kena panas terus-menerus dari pemakaian bohlam yang watt-nya besar.
Mika kusam pada lampu depan, dapat mengganggu pandangan pengemudi. Begitupun lampu belakang, yang dapat menyebabkan diseruduk pengemudi lain karena tak dapat melihat jelas lampu rem atau sein menyala.
Bisa dibersihkan sendiri. Siapkan kain lap bersih halus, air sabun, kompon, cairan pembersih, sikat dan ampelas ukuran 1500 jika diperlukan. "Kalau mau boleh juga dipoles pakai cairan car wax untuk metallic atau busa pengilap ban," jelas Iwan, mekanik toko Syifa Jaya di Dutamas Fatmawati, Jaksel yang biasa menyervis lampu mobil.
Copot Open Filter
Open air filter banyak diaplikasi pelaku modifikasi karena diyakini dapat menambah tenaga mesin. Namun musim hujan sudah tiba nih, sebaiknya gunakan kembali boks filter standar. Sebab bila kisi-kisi open filter basah, misal kena cipratan air dari bawah, maka tidak dapat menyedot udara dengan lancar karena terhalang air.
Filter yang basah mudah menangkap kotoran/debu, sehingga udara yang masuk terhambat. Akibatnya mesin tak bekerja optimal dan bahan bakar jadi boros.
Lampu Xenon HID
Keren belum tentu aman saat hujan, itulah lampu Xenon HID. Biasanya dipakai membuat mobil jadi lebih keren, sinar cahayanya putih memberi kesan terang dan mewah. Makin tinggi satuan Kelvin-nya, cahaya cenderung membiru, semakin rendah sinar menguning.
Namun tidak semua bohlam Xenon HID aman. Cahaya putih yang dihasilkan kurang mumpuni menembus derasnya air hujan, jarak pandang jadi terbatas. Idealnya pakai yang 6.000 Kelvin, "Sebab pendaran sinarnya masih mampu menembus derasnya air hujan, terutama malam hari," bilang Wira Sentosa dari SACS, Pondok Gede, Jaktim.
Karpet Kabin
Karpet mobil bawaan pabrik, biasanya dari bahan beludru. Namun ketika masuk musim hujan, tatakan kaki di dalam kabin ini akan kotor. Baik karena basah ataupun kotor yang terbawa dari alas kaki. Ini dapat mengganggu kenyamanan.
Sebaiknya karpet bawaan pabrik disimpan dulu, ganti dengan karpet aftermarket dari bahan karet yang fleksibel dan mudah dibersihkan. Karpet ini banyak dijual dan ukurannya universal bahkan bisa disesuaikan dengan dimensi lantai mobil, baik untuk depan maupun belakang.
Karet Kaca & Pintu
Baru ketahuan bermasalah saat hujan. Karet kaca yang sobek atau sudah melar, kemungkinan besar air dapat masuk ke kabin. Mengujinya bisa datang ke tukang cuci mobil. Tutup kaca rapat-rapat, lalu perhatikan setiap kaca apakah ada rembesan air. Jika ada, segera ganti karet kaca baru.
Begitupun karet pintu. Selain buat kedap suara, juga menahan air tidak masuk ke kabin. Jika terlepas dari sangkutannya, pasang kembali atau bila sudah robek diganti agar sobeknya tidak melebar. "Kalau karet di kaca depan jarang renggang, namun patut juga diperiksa," ujar Manotar Sihotang, Service Advisor Astrido Toyota Kebon Jeruk, Jakbar.
Ban
Ayo periksa kondisi setiap ban. Pada beberapa merek ban punya simbol atau tanda untuk menunjukkan batas pemakaian ban. Seperti Michelin, berupa tonjolan kecil di bagian bawah alur pola telapak ban.
Jika permukaan karet mencapai kesejajaran dengan tonjolan tersebut, kemungkinan ban mendekati batas aman sebesar 1,6 mm atau bisa di bawahnya. Tandanya ban sudah aus.
Ban yang sudah aus, pada kondisi jalan basah dapat menyebabkan ban kehilangan daya traksi seketika atau selip. "Segera ganti kalau sudah agak tipis, karena grip ban makin berkurang kalau ban sudah tipis," urai Yopi Karuci, bos toko ban SM Motorsport di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakbar. (mobil.otomotifnet.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda dalam memajukan blog ini.